Udah lama ga posting, sekalinya posting, hal yang paling kontroversial, fenomenal, cetar membahana grudug banjir tsunami.nyahahaha...
Cerita ini sebenarnya sempet ikut lomba cerpen gaje yang sponsornya pulpen dengan lambang paling sadis yang pernah cang liat. Dua orang naik kuda, terus saling tusuk, mungkin itu wujud kuda lumping yang sesungguhnya...xp
Karena ngga menang yang disebabkan satu dan lain hal (bilang aja tulisan jelek), maka cang release tulisan ini di blog aja, kali aja jurinya khilaf..kwekkwkeeekeke..
jadi cerita kali ini mengenai satu
tempat tapi mempunyai dua rasa. Lebih sering jadi surga sebenarnya, namun
dikala menjadi neraka, mending ke neraka benaran deh. Ok, toilet lah yang akan
aku ceritakan. Toilet ini punya sejuta kenangan, mimpi yang jadi kenyataan, dan
harapan (--“)
Toilet
itu di rumahku, tempatnya nyempil, sering tempatku buang upil, belom terdaftar
sih di catatan sipil, tapi dia sudah terampil, membuatku nyaman setiap paginya,
benar-benar surga. Surga itu sederhana bagiku, dan semuanya ada di rumahku
kayak tempat tidur, komputer, tv, toilet, dan keluargaku.
Kembali
ke toilet, tempat ini satu-satunya yang juga pernah menjadi neraka buatku.
Suatu malam yang indah dan gelap di toilet jadilah aku mandi hanya dengan
bersinarkan rembulan, kebetulan toiletku waktu itu mati lampu makanya gelap, Yeah
tapi aku lakikk, jadi tidak takut gelap-gelapan gitu #meluk teddy bear sambil
gigit kupingnya.
Boong
koq, mending ga mandi daripada mandi tapi dalam keadaan sudah jadi mayat..xp
Dengan
yakinnya aku mandi, menutup pintu, dan menguncinya supaya tidak ada orang usil
(keluargaku.red), buka pintu toilet, terus melempar petasan ke dalamnya, atau
mungkin lebih parah, buka pintu toilet terus mereka sudah siap-siap memfotoh
aku di depan pintu lengkap dengan tukang potrek, tata lampu, bahkan ada
backround perpustakaan kayak orang wisuda gitu.
Lupakan
semua kecemasanku, kembali ke cerita. Setelah selesai mandi, dengan harumnya
aku memutar knop pintu toilet. Ke kanan keras, ke kiri sama saja. Pura-pura
panik, supaya orang yang ngerjain di luar pintu senang. Setelah memohon-mohon
dengan antusiasnya, ada suara di balik pintu toilet. ''Woi, ngujang ci keto?''
(ngapain kamu gitu?). Aku, ''buka pintunya woooii''. Suara adikku ternyata,
''ngga ada ngunci koq''. Aku, ''terus koq ngga bisa kebuka neh dari sini?''.
Benaran panik kita berdua.
Setelah
beberapa menit mengutik-utik pintu itu, pake jarum kayak di pelem-pelem ga
bisa, masang bom takut kena sendiri, akhirnya sampai mendobraknya, akhirnya
lepas juga knop pintu itu. Tapi bagian penguncinya masih dengan damai menahan
jalan kebebasanku. Oksigen sudah sekarat, udara menghangat, berasa jadi neil
amstrong, gelapnya sama, sesaknya sama, dan komunikasinya juga mirip. Adikku,
''bagaimana disana wan?, ganti krzzzkkk'', aku, ''krzzzkkk dah mendarat di atas
dudukan toilet, menghindar dari serangan pintu yang kamu tendang kampret, ganti
krzzzkkk''.
Lain kali mending disini aja |
Oh
ya aku lupa memberi tahu kalau orangtua lagi di luar kota, jadi terpaksa kita
menghubungi pamanku supaya datang menolong, soalnya kalau manggil pemadam
kebakaran terlalu mainstream. Dengan tendangan naga api lengkap dengan
efek-efek unyu kartun di tv, terbukalah akhirnya pintu neraka itu,
oksigeeen...oksigenn.. #mulut megap-megap kayak lele kekurangan oksigen pakai
handuk tentunya.
Setelah
itu, pintu itu kita pasang kunci yang sederhana saja, pakai tali dililit-lilit,
masih ada celah, ganti pakai kayu di paku, tapi agak longgar, biar lebih
permanen akhirnya ganti sama yang besi, maunya pakai sensor sidik jari, cuma
repotnya kalau habis mandi sidik jari kadang mengkerut kalau kelamaan mandi,
terus kalau pakai kunci brangkas yang diputar-putar tuh malah kelamaan, keburu
keluar *tiiiiitt kalau kebelet.
Lupakan
insiden terkunci itu, mari ke insiden neraka selanjutnya, beberapa bulan
setelahnya, waktu itu spongebob masih 2x sehari, jam 1 pagi aku buang hajat
karena jam 3 pagi ada kegiatan kampus. Kebetulan toiletku model yang duduk, ada
sofanya plus pemijat automatic, jadi pantat begitu nyaman dan tidak perlu capek
kontraksi. Ketika duduk termenung menunggu datangnya surga, entah kenapa ya,
otak tuh sering berpikiran yang aneh-aneh. Misalnya nih aku lagi terjebak
macet, tiba-tiba otak berpikiran, ''hei, mobilmu kan sangar dan gede, udah
tabrak aja mobil yang kecil-kecil tu, giles aja, apalagi motor, aduh kecil,
serempet aja biar masuk got sekalian'', brain, what's wrong with you?
Sama
waktu aku lagi duduk manis di toilet, tiba-tiba otak berpikiran, ''coba
sekarang gempa, lagi setengah telanjang, dengan pup lagi setengah keluar gitu,
terus mati tertimpa reruntuhan bangunan, nista banget hidupmu nantinya''. Terus
lengkap dengan bayangan, aku di dunia lain bakal ditertawakan karena ada pup
masih terburai keluar, dan lebih nista lagi karena tidak ada yang mau bikin
film tentang hantu pup setengah, atau buku tentang pup si anak singkong. #maksa
Entah
kenapa otak ini berpikiran aneh-aneh gitu, terus berlanjut hingga akhirnya
menjadi neraka. Gempa benar-benar terjadi, cyius, enelan. Waktu itu kedua kaki
benaran gemetar, bibir pecah-pecah, dan pup loncat-loncat berserakan ke seluruh
toilet dan mukak #ngarang.
Untungnya
gempanya cuma sebentar dan tidak terjadi seperti yang otakku, catat otakku
bukan aku yang bayangkan.
Pemanasan sebelum ke toilet |
Setelah
itu aku ke toilet selalu bawa mp3 supaya pikiran tidak kemana-mana dan
aneh-aneh. Tapi mp3 playerku juga isinya lagu-lagu hardcore yang isi screaming
supaya liriknya tidak bisa aku dengar dan mengerti. Takutnya seperti dengar
lagunya adele yang judulnya set fire on the rain, nanti malah mikirin, ''ngeri
juga lagi pup terus kebakaran, wah lebih nista lagi, jadi hantu pup setengah
bakar''. Atau mendengarkan lagu yang video clipnya mengajak buat
jingkrak-jingkrak seperti lagu gangnam style, wah parah tuh, bisa-bisa jebol
jambanku, belum lagi pup yang akan mewarnai tubuhku yang kayak sikat wc ini,
makin nista.
Dari
sekian banyak kejadian neraka di toilet, aku belum kapok buat pup, terutama di
toilet yang sama, walaupun masih isi police line (itu lo pita-pita kuning
dilarang lewat), dan di beberapa sudut toilet juga ada gambar-gambar kapur yang
menandakan dimana aku terakhir terkapar pup.
Jadi
sebenarnya surga dan neraka itu ada di sekitar kita (tiba-tiba jadi bijak),
kalau yang di dunia setelah ini aku juga tidak tahu ada atau tidak, karena
jujur aku belum pernah mati. So, tinggal dinikmati saja apa yang ada di sekitar
kita.
men kene cerita cii,, apiinn tulisan cii luwung care times new roman masih eng bakal loloss... -____________-"
ReplyDeleteuyut gen ci kumm..wkkwwkwk
Deletebenin nae... :p